Selasa, 20 November 2012

sampai nanti, kota.

berjalan ku di tengah keramaian kota.
melihat berbagai manusia dengan kegiatannya.
semua berbeda.

selintas ku melihat taman, aku mendekat.
menatap indahnya patung air mancur disana.
aku duduk.

awan semu itu bergerak dengan angin yang berhembus.
dentuman tetes air hujan mulai terjatuh kecil.
menyentuh ku.

langkah ku menutur keramaian orang menuju sebuah halte.
melindungi diri dari mungkinnya deras hujan yang turun.
berlindung dari tetes.

hujan pun turun, aku melihat betapa kencangnya air hujan memeluk bumi.
aroma kerinduan mereka tercium dalam nafas ku.
kebahagiaan.

masih dari mereka manusia beralaskan payung tetap berjalan.
berusaha tetap untuk segera berlindung dalam atap.
rindu rumah.

aku masih menatap jalan.
jalan yang akan ku rindukan.
aku tersenyum.

sekian lama aku hidup dalam kota ini.
dan tak terasa sudah saatnya kini aku berkelana di tempat lain.
aku pun pergi.

Selasa, 06 November 2012

beradu..

aku tersenyum di atas luka ku.
aku bahagia di atas derita ku.
air mata ku jatuh dalam deras hujan.
dia, kamu, dan mereka tak ada yang menyadari.
cahaya lampu malam menjadi saksi.
angin, bintang, dan serangkaian manusia malam menemani ku.
bernyanyi dalam hati, menikmati sunyi.
beradu hati diri sendiri, meragu.
sebuah tanda tanya besar meliputinya.
antara berharap dan harapan ku sendiri.
menghakimi keinginan ku.
menilai perilaku mu.
menyalahkan aku, menyalahkan kamu, keadaan, waktu, dan lainnya.
sehingga tak ada jalan untuk kembali tertawa.
tak ada yang mengalah, tak ada yang bersalah, namun menghasilkan masalah.
aku, kamu, dia, atau mereka.