Senin, 19 September 2011

bayang diri kematian

hentakan kaki menuju arah tak berujung, dahaga melampiaskan ganasnya ditenggorokan.. sunyi senyap meraung tinggi, sedingin es dan sepanas api yg beradu dalam benak pikiran.. semua terasakan ketika mengucap sumpah, dengan mudah tajam panah terarah kedalam otak begitu pesat.. tetap ku tegar hentakan kaki tuk melangkah.. walau tajamnya belati terus menerkam nadi, walau lesatan peluru menggencar nadiku..
awan kelam pekat hitam membayangi rohku, kejaran malaikat pun cekat merebut nyawa ku..
langkah ku hampir terhenti, jeritan pita suaraku tak terbendung lagi..
burung gagak pun tak kuasa melihatku, mereka terbang mengitari dan turut mati..
ku merasa sampai dalam ujung nafasku, tanpa lelah ku terus bertahan dengan bisa harapan..
siksaan nadi ku terus terasa sakit, hingga ku temukan jalan buntu..
usaha ku meraih tangan indah mu, rangkulan mu tak lagi ku gapai..
tertidur raga ku, ku tutup mata ku.. putih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar