Senin, 19 September 2011

nafas terakhir

bangkit jiwaku bersatu dari beratnya malam, mencoba ku meraih daratan ketika semalam lapur dalam mimpi ku, mimpi burukku.. masih terasa lebam wajah dan jiwa dirasa.. luka ku terus deras darah ku mengalir, pandanganku mulai redup.. ku lemahkan badanku.. berbaring menatap semua bayang hidupku percuma.. ku tahan luka ku sebisa kain ini menghambatnya, seraya getaran jantungku tak lagi terasa.. dingin kulit ku merambah lantai, dan matahari pun ikut redup sinarnya.. siksaan cambuk memecut sirna harapan yang tersisa.. tak lagi kuasa membendungi siasat mimpi tak terlaksana.. mencoba bangkit rebahkan kaki pun terasa pecahan kaca menusuk tajam kepercayaan untuk hidup.. mata ku berlari mengarah tanpa siklus yg jelas, menunggu jiwa ini tertinggal dalam sepi.. mati membawa mimpi tersisa dengan harapan sirna sia-sia.. hingga hembusan nafas terakhirku memanggil pelan namanya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar