Senin, 19 September 2011

dear, ayah dan bunda

kini hanya ku bisa memandangnya, sehelai foto keluarga.. merindukan kasih sayang mereka, kehilangan halusnya belai tangan dan genggamannya.. senyumannya hanya bisa ku lihat jauh.. kenangan berjalan bersama arungi pantai.. tawa canda bahagia sudah tak lagi terasa.. ku lihat sekitar tawa kecil anak-anak bahagia bersama ibunda tercinta dan ayahanda sang penjaga.. aku berdiri sepi disini memandang mereka.. mencoba menjadi peran sebagai anak bahagia.. membayangkan pun aku tak sanggup, terlalu jauh untuk merasanya..
air mata menetes tinggi dari mata menyentuh tanah.. tetap ku enggam erat foto mu ayah dan bunda..
berdiri tegar memandang rumah tangga dimana aku berlindung saat kecil.. kembali melihat kebelakang saat ku merasakan alunan indah pangkuan bunda saat ku tidur.. sambutan hangat kecil ayah ketika pulang kerja..
bayangan lampau saat aku menangis tengah malam dan ayah bunda menghampiri dengan senyum hangat menyambutku manja..
ayah bunda, tak ada sepatah kalimat yang lebih pantas lagi selain ucapan terima kasih..
harapan ku untuk ayah dan bunda masih panjang dan ingin ku buat nyata..
walau fiksi kini adanya, menghadapi didepan mata ayah dan bunda sudah tak lagi bersama..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar