Selasa, 13 September 2011

puing kehancuran

ku bangun pillar ini dengan penuh tawa.. bersamamu langkahkan alur cerita hidup kita sehalus sutra.. bercengkrama, bertahan dengan harapan penuh suka.. siapa sangka ku bertemu dengan mu, sang dewi dengan lantunan langkah mu yg anggun tatapan matamu menyejukan.. iringan kalimat mu begitu indah.. bahagia dibuat mu aku tak tahu harus berbuat apa.. aku berusaha disetiap nadi ku untuk membuat mu ceria.. kilatan hati ini begitu percaya akan segala nasihatmu.. ku lalui hidup ini bergantung padamu..
hingga saat itu tiba, belati tajam menusuk cepat ragaku.. pondasi kepercayaan ku runtuh ketika aku hanya sanggup melihat mu sirna.. pandangan wajahnya, senyumnya, dan indahnya pudar perlahan.. langit tak lagi tersenyum padaku.. note musik piano mistis pun melingkar ditelingaku.. hantu bayang mu seakan tak akan pernah pergi di pikiranku.. gedung-gedung runtuh, aku berlarian tanpa tujuan di dalam diri ku sendiri.. mencoba perlahan mengejarmu agar tetap berdiri bersama ku.. disini, ditempat ini.. namun aku tak kuasa bergerak, dan hanya bisa menatap senyuman mu dari kejauhan bersamanya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar