Sabtu, 04 September 2010

harapan dari cahaya..

malam itu sangat gelap , hanya beberapa cahaya yang tertangkap dari sinaran bulan menyelimuti angin dingin..
listrik di daerah ku mati.. semua lampu menutup matanya..
aku coba untuk mencari penerangan dengan bantuan cahaya dari ponsel ku..
hingga akhirnya aku meraih sekotak korek api dan aku mengambil 1 buah lilin..
saat ku buka kotak korek api , hanya tersisa 1 batang saja..
aku terdiam.. meresapi apa yang ku rasakan sama pula hasilnya..
ya.. aku anak sebatang kara.. didalam rumah yang besar..
segera ku nyalakan lilin untuk penerang sementara.. tangan ku bergetar..
api pun bercumbu dengan lilin.. dan lilin meneteskan air matanya..
ku berdirikan lilin tersebut.. dan korek api yang sudah ku nyalakan pun tidak ku padamkan..
detik pun berjalan perlahan.. batang korek yang menempel ditangan ku terus menjadi hitam , di sisi lain lilin pun terus menangis..
aku hanya bisa menatap keduanya.. 1 lilin menyala , 1 batang korek terbakar , dan 1 orang diri ku yang duduk sendiri meratapi mereka..
batang korek sudah hampir habis nafasna , lilin pun terus merintih..
aku terhenyak dengan keadaan ini , aku bisa tertawa didepan mereka , disisi lain aku pun menangis dibelakang mereka..
lilin pun cerah diatasnya , namun merintih kebawah..
batang korek membara diatasnya , namun perlahan jatuh menua..
mereka hidup berdampingan , berusaha membuat suasana menjadi terang dan jauh dari ancaman..
tak peduli bahwa cahaya mereka akan padam perlahan.. namun mereka terus berusaha..
batang korek pun padam.. lilin masih terus berusaha untuk berdiri , meskipun perjalanan hidupnya tinggal separuh nafasnya.. hingga lampu pun terang kembali , orang2 sekitaran rumah ku meniup lilinnya..
aku membiarkan lilin itu mati sampai ujungnya , agar bisa bertemu kembali dengan sebatang korek sepi yang meninggalkan pergi disaat gelap tadi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar